Yayasan Ulayat Bengkulu

GSMA: Investasi HSPA+ Seharusnya Tidak Mahal

Jakarta - Operator seluler 3G di Indonesia dinilai oleh asosiasi GSM dunia (GSMA) tidak perlu mengeluarkan investasi yang kelewat mahal saat meningkatkan kecepatan akses jaringannya menjadi 21 Mbps dengan teknologi High Speed Packet Access Plus (HSPA+).

Senior Director of Services GSMA, Jaikishan Rajaraman, mengatakan operator tersebut sejatinya masih bisa menggunakan vendor jaringan 3G sebelumnya untuk meningkatkan (upgrade) kapasitas jaringan.

"Upgrade 3G ke HSPA+ tanpa swap (mengganti) vendor pun tak mengapa. Sebab, alat untuk HSPA+ sudah ada di Node B. Operator hanya perlu membayar lisensi tambahan ke vendor untuk kemudian diinstal software-nya," jelas dia dalam jumpa pers di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (11/11/2009).

Operator 3G di Indonesia yang sudah siap untuk mengimplementasikan HSPA+ adalah Telkomsel dan Indosat. Telkomsel mengalokasikan belanja modal Rp 1,3 trilun untuk meng-upgrade HSPA+ dengan perangkat Huawei. Sementara Indosat belum mengeluarkan angka investasinya karena baru sebatas menguji coba perangkat milik Ericsson.

Rajaraman menilai bahwa investasi yang dikeluarkan Telkomsel untuk HSPA+ seharusnya tak semahal itu jika tidak melakukan swap vendor. "Namun kebijakan soal swap vendor sebaiknya dikonfirmasi langsung kepada pihak Telkomsel," tegas dia.

VP Channel Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo mengungkapkan tak hanya akan menggunakan satu vendor untuk menggelar HSPA+ di seluruh Indonesia. "Kami selain Huawei juga akan menggunakan perangkat Ericsson, Nokia Siemens Network, dan juga ZTE. Namun saya masih belum tahu masing-masing akan di daerah mana."

Sementara Chief Marketing Officer Indosat menegaskan investasi yang dikeluarkan pihaknya untuk HSPA+ tak akan menghabiskan biaya triliunan rupiah seperti yang akan digelontorkan Telkomsel. Sebab, HSPA+ dinilai hanya sebagai fitur tambahan.

"HSPA+ itu hanya fitur software, BTS-nya sama dengan BTS HSDPA yang sudah ada. Artinya, infrastructure hardware menggunakan yang sudah ada. Kalau untuk fitur HSPA+ saja kami tidak sampai triliunan rupiah. Sebab, kami tidak swap, hanya dibangun di atas platform yang ada," pungkas dia. ( rou / faw )

Sumber:
http://www.detikinet.com/read/2009/11/11/175808/1239986/328/gsma-investasi-hspa--seharusnya-tidak-mahal
Share on Google Plus

About Loenbun

Ulayat Adalah Organisasi Non Pemerintah yang didirikan pada tanggal 26 januari 2000 di Bengkulu. Aktivitas utama Ulayat meliputi pelayanan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, melakukan pemantauan kasus-kasus kehutanan dan perkebunan, melakukan inventarisasi model-model pengelolaan sumberdaya alam berbasis rakyat dan advokasi kebijakan lingkungan di Indonesia.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Posting Komentar