Yayasan Ulayat Bengkulu

Ekspansi dan ekstensi bisnis


Kedua kosa kata ini berasal dari bahasa Inggeris. Keduanya dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai (1) penambahan (2) perluasan. Jika Anda seorang tauke yang sudah membuka toko di Joglo lalu membuka satu toko lagi di Meruya, itu namanya ekspansi. Anda melakukan penambahan maupun perluasan usaha di luar wilayah usaha Anda semula. Jika Anda meluaskan toko yang di garasi lalu disatukan dengan kamar anak Anda di belakangnya, itu namanya ekstensi. Penambahan ataupun perluasan usaha juga namanya dalam bahasa Indonesia.

Ekspansi berarti menambah ataupun meluaskan usaha dengan cara merambah pasar baru di luar yang sudah ada. Sedang ekstensi menambah luas usaha tanpa merambah wilayah baru. Ekstensi itu memaksimalkan pasar yang sudah terbentuk. Sedang ekspansi meluaskan cakupan usaha dengan merambah ke berbagai wilayah -bahkan berkilo-kilometer dari tempat usaha Anda semula. Jika sebuah bank berekspansi itu artinya bank tersebut membuka kantor cabang baru. Sedangkan bank tersebut dikatakan melakukan ekstensi jika semula waktu operasional mulai pukul 09.00 pagi sampai 17.00 menjadi 08.00 sampai dengan 18.00.

Demikian pula Anda. Jika semula hanya berjualan dari pukul 07.00 sampai dengan 18.00 setiap hari kemudian menjadi mulai pukul 06.00 sampai dengan 22.00, Anda melakukan ekstensi. Artinya toko Anda buka lebih lama. Bisa juga, Anda rubuhkan kamar yang semula dipakai anak Anda dan menyambungkan dengan kios yang berada di garasi, usaha Anda itu disebut juga ekstensi. Namun, jika semula Anda hanya berjualan dari rumah tetangga ke tetangga lainnya, dari teman sekantor ke teman sekantor lain, dari saudara satu ke saudara satunya, kemudian Anda memutuskan keluar dari kantor Anda agar dapat berjualan ke tetangga lain di seluruh wilayah kota, maupun ke seluruh karyawan perkantoran di kota Anda, usaha Anda itu namanya ekspansi. Anda perlu tahulah istilah bisnis ini biar tak salah ucap.

Tapi, sebaiknya berpikirlah beberapa kali dahulu sebelum Anda memutuskan keluar dari kantor lama Anda sebelum berbisnis atau mencari pekejaan lain. Apa pun alasannya. Sebab, saat ini, buat perusahaan jauh lebih mudah mencari pengganti Anda, ketimbang melepas Anda. Satu karyawan keluar, sudah ada ribuan pengganti Anda. Kecuali Anda yakin mendapatkan pesangon yang lumayan besar yang tak habis sampai waktu pensiun tiba. Kalau tidak, lebih baik Anda konsentrasi meningkatkan karir di kantor lama Anda sembari mengembangkan bisnis pribadi di luar kantor. Bagi-bagi waktulah. Asal jangan korupsi -termasuk korupsi waktu bekerja. Jadi, sewaktu bekerja di kantor lama, jangan gunakan fasilitas kantor untuk bisnis Anda. Memangnya Anda mau membuat toko sendiri dalam toserba ya? Iya kalau kantor Anda sebesar toserba. Kalau tidak, mau ditaruh di mana toko dalam toko Anda itu?

Lagi pula, berbisnis itu sungguh-sungguh tidak mudah. Tak ada jaminan pasti sukses. Gagal pasti, sukses walllahualam. Jaman sulit begini, lebih gampang melepas pekerjaan daripada mendapatkan pekerjan baru. Bahkan sebagian orang berpendapat, jauh lebih mudah mencari istri baru ketimbang cari pekerjaan anyar. Begitu pula, bagi perempuan jaman sekarang, lebih mudah melepaskan suami yang gombal dan keesokan hari menggandeng suami baru, daripada menjaga suami macam Anda yang cuma jadi keset.  Kalau mencari pekerjaan, sih, banyak. Namun yang memberikan pekerjaan sekaligus gaji itu yang rada susah belakangan ini. Apalagi kalau Anda mencari istri yang cuma Anda kasih "jatah harian" di ranjang saja, tanpa Anda kasih jatah uang bulanan. Janganlah menyalahkan perempuan itu materialistis. Kalau Anda memang bokek jangan  mengkhayal punya istri mirip Olga Lidya -kecuali Anda itu Samsons yang memang pandai bernyanyi, "Aku adalah lelaki yang pantang menyerah kepada setiap wanita." Anda bukan Bams kan?

Jadi, kalau Anda hendak mencari istri baru, maaf keliru. Kalau Anda mau melakukan ekspansi maupun ekstensi usaha itu karena telah memiliki dahulu setidaknya sebuah usaha yang sudah memiliki (1) sesuatu yang dijual (2) ada pembeli. Kalau belum punya barang dagangan atau pelayanan yang mau Anda tawarkan, maupun Anda tak tahu calon pembeli, tiba-tiba Anda mengatakan akan melakukan ekstensi maupun ekspansi, yang benar saja dong. Memangnya apa yang mau Anda jual? Diri Anda? Siapa yang mau bayar?

Begitu pula jika Anda akan melakukan ekspansi usaha -baik sebagai netpreuner maupun internet marketers- terlebih dahulu Anda telah memiliki (1) komoditas (barang atau jasa) yang hendak dipasarkan (2) calon pembeli maupun pengguna yang menjadi sasaran komoditas yang Anda pasarkan melalui internet. Nah, kalau Anda belum punya, janganah cuma karena banyak teman lain berbisnis di internet, Anda latah alias ikut-ikutan doang. Capek deh.


Sebaiknya Anda jangan melakukan hal itu -baik ekspansi maupun ekstensi. Kecuali Anda itu para pengelola Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Di Indonesia ini -juga berbagai Perguruan Tinggi dari luar negeri- sudah kerap melakukan ekstensi dan ekspansi bisnis mereka. Di mata para pengelola perguruan tinggi ini, pendidikan itu tidak lain semata-mata hanyalah bisnis alias dagang. Jadi, pendidikan pun patut dikelola secara dagang alias bisnis.

Alasan mereka kalau tidak dikelola secara dagang, tentu perguruan tinggi tak akan mampu swadaya. Kata para politisi, hal ini akan menjadikan Perguruan Tinggi terus-menerus menggerogoti keuangan negara. Padahal, kalau uang negara tersebut mereka gerogoti, ya, mereka diam saja tuh. Tapi, kalau membuat anggaran pendidikan di atas 20% -agar pengetahuan, keterampian, dan keahlian rakyat meningkat- tentu keberatan. Ada saja alasan mereka. Aneh. Rakyat menginginkan pendidikan yang baik untuk masa depan mereka (dan tentunya bangsa ini) tidak digubris. Sementara lahan hutan seenaknya boleh dikapling buat dijarah oleh perusahaan pertambangan. Negeri ini memang penuh keanehan.


Soal ekspansi perguruan tinggi asing di Indonesia. Apakah para pembuat kebijakan tak tahu jika perguruan tinggi dari mancanegara melakukan ekspansi ke luar negaranya itu hanya dalam rangka dagang pula. Yakni agar banyak mahasiswa asing yang tertarik kuliah di negara asal perguruan tinggi tersebut. Termasuk memberikan bantuan pinjaman kepada sebuah negara agar negara yang diberikan pinjaman (ingat ini pinjaman bukan pemberian) mampu mengirim mahasiswa untuk kuliah di negeri asal pemberi pinjaman.

Jadi, negara kaya yang memiliki sejumah universitas terkemuka memberikan pinjaman kepada negara berkembang agar negara yang diberikan pinjaman mampu mengirimkan mahasiswa (yang umumnya Pegawai Negeri) untuk kuliah di negeri pemberi pinjaman tersebut. Nanti sepulang dari kuliah, ilmu yang didapat mahasiswa (yang umumnya PNS) tersebut dapat diterapkan atau tidak, urusan lain. Lihat saja tumpukan master maupun doktor dari PNS di berbagai departemen. Saking pintarnya, mereka ditempatkan di bagian litbang alias sulit berkembang. Tanpa disediakan dana memadai guna mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dari kuliah di luar negeri dengan uang pinjaman tadi. Memang siapa yang membayar pinjaman tersebut? Lagi-lagi rakyat melalui berbagai pungutan pajak.

Berbagai Perguruan Tinggi di dalam negeri pun melakukan hal sama. Tapi, pergurun tinggi lokal tentu saja tidak melakukan ekspansi ke luar negeri. Cukup di dalam negeri saja. Jadi, selain melakukan ekspansi usaha dengan membuka berbagai perkuliahan di luar kota kampus induk, perguruan tinggi lokal ini pun menyelenggarakan berbagai program ekstensi.

Maksudnya menambah jumlah bangku kuliah. Jadi, buat mereka yang tak lulus saringan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) masih punya kesempatan kuliah di PTN melalui program ekstensi ini. Jika semula program ekstensi dikhususkan kepada pegawai (baik swasta ataupun PNS/TNI) dan dengan jurusan khusus pula, saat ini, hampir semua jurusan memiliki program ekstensi. Perkuliahan pun tak berbeda dengan kuliah program reguler (bagi mereka yang lulus UMPTN).


Jadi, siapa pun, termasuk Anda -sepanjang mampu membayar biaya kuliah- dapat ikut program ekstensi ini. Pendek kata, ada duit, anak Anda bisa kuliah. Kalau Anda tak punya duit untuk membayar kuliah, sebaiknya segera carikan pekerjaan anak Anda itu. Biaya kuliah sekarang ini sudah alang-kepalang mahal. Belum tentu pula, nanti seusai kuliah, anak Anda itu siap bekerja dan diterima bekerja. Kecuali bisnis internet Anda sukses. Sehingga kelak anak Anda dapat meneruskan. Kalau tidak, jangan harap anak Anda akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan.

Saran saya sejak sekarang Anda bersungguh-sunguhlah menjadi netpreuner maupun internet marketers. Sehingga jika kelak anak Anda membutuhkan biaya kuliah, Anda tak perlu bingung lagi cari utangan.
Anda tentu bakal kerepotan jika tiap semester cari utangan buat bayar kuliah anak Anda.

Buat kebanyakan orang adanya program ekstensi maupun ekspansi perkuliahan sangat membantu. Apalagi mereka yang bekerja dan dinilai berdasarkan ijazah yang dimiliki. Meskipun mahal, yang penting punya ijazah sarjana: S1, S2, maupun S3. Kalau perlu es lilin juga sabet saja ketimbang kehausan. Bukan haus ilmu, tapi nyata-nyata tanpa ijazah sarjana, karir akan mandek. Karena itulah, adanya kebijakan yang memudahkan setiap perguruan tinggi membuka program ekstensi maupun ekspansi ini, ijazah sarjana pun menjadi mudah didapat. Bahkan tak jarang cukup dengan satu semester mengikuti perkuliahan, Anda bisa diwisuda dan mendapat gelar Doktor. Hebat ya!

Tanpa perduli dari mana ijazah sarjana tersebut diperoleh, Anda sudah dapat mencantumkan gelar kesarjanaan di depan nama Anda. Perkara cuma nama Anda bertambah panjang karena adanya gelar tesebut, namun pengetahuan maupun keahlian tak bertambah sedikit pun seusai perkuliahan dan diwisuda, itu urusan lain. Yang penting biro kepegawaian sudah melihat lampiran foto copy iazah sarjana yang telah dilegalisasi pejabat berwenang. Jika suatu saat kelak ketahuan ijazah tersebut palsu, Anda masih bisa tenang dan mengatakan, "kan sudah dilegalisasi." Aman-aman sajalah.

Nah, jika Anda hendak berbisnis di internet, jangan coba-coba menjual ijazah kesarjanaan Anda. Paling bisa Anda gadai saja barangkali butuh sebagai agunan tambahan modal. Jika Anda memang ahli dalam suatu bidang, ya, semua netter tahu itu. Anda tak akan ditanya soal ijazah. Jadi, meskipun Anda punya sederet gelar kesarjanaan, namun tolol, ya, semua penghuni internet juga tahu kalau Anda cuma banyak gelar semata.

Tanyakan kepada Bill Gates, dari manakah dia mendapat ijazah kesarjanaan? Tentu dari banyak universitas. Sebab, dia banyak menerim gelar Doktor Honoris Causa -sebuah gelar penghargaan non-akademik atas prestasi seseorang dalam membantu universitas tersebut atau mendukung perkembangan suatu cabang keilmuan yang secara tradisi diberikan unversitas kepada seseorang yang dianggap pantas menerima hal itu.


Tapi, Bill Gates tidak pernah mendapatkan ijazah sarjana apa pun karena memang tak sempat menyelesaikan perkuliahan. Namun, sekarang dia banyak merekrut banyak orang pandai termasuk sarjana agar bisnisnya ditangani oleh ahlinya. Gates memang beruntung karena memiliki ibu yang bekerja di IBM ketika ia pertama kali mengembangkan DOS.

Selain itu, dia juga beruntung karena mampu mengumpulkan para ahli yang dia bayar untuk mengembangkan bisnisnya. Jadi, kalau Anda tak seberuntung dan sungguh-sungguh berniat mengembangkan bisnis di internet sebagaimana Gates, sebaiknya Anda bayar ahlinya. Kecuali Anda seberuntung Gates dan memang tahu berbisnis internet.


Atau Anda merasa yakin dapat menipu banyak orang di internet ini -dan tak ketahuan. Sebagaimana yang dilakukan jaringan sejumlah penipu di internet. Mereka menjual mimpi bahwa jika ikut dalam jaringan mereka, Anda dapat menjadi kaya raya. Cukup hanya bekerja dari rumah di depan komputer. Pertanyaannya apa yang Anda lakukan untuk menjadi kaya dari rumah di depan komputer? Menawarkan kepada banyak orang lain agar berbuat seperti Anda. Yakni menipu banyak orang agar bekerja sebagaimana mereka yakni menjual e-Book yang berisikan panduan menipu orang lain. Tentu bukan itu yang akan Anda lakukan.

Kaidah berusaha -baik di internet maupun tidak menggunakan internet- sama saja. Anda tak akan mendapatkan apa-apa kecuali bekerja keras mendapatkan apa pun yang Anda inginkan. Tak ada hasil, tanpa pengorbanan. No pain, no gain. Apa Anda kira berusaha di internet hanya cukup dengan memengaruhi orang agar membeli e-Book (yang berisi panduan menipu orang lain lagi) kemudian uang mengalir dengan sendirinya? Tanyakan kepada mereka yang menawarkan e-book tersebut berapa orang yang telah membeli e-Book mereka. Itulah jumlah orang yang telah kena tipu.

Apa Anda mau mengikuti jejak mereka. Ingat internet ini mesin yang sangat baik dalam merekam perilaku Anda. Perilaku Anda tercela, seluruh penghuni internet dengan mudah mengetahuinya. Maka hilangkan keinginan menjadi anggota gang MEOK (Makan Enak Ogah Kerja keras) tersebut. Lebih baik Anda memelajari sungguh-sunguh cara sukses menjadi netpreuner dan internet marketer dari sekarang. Sebab, globalisasi itu sudah tampak di pelupuk mata. Anda terlelap sedikit, bisnis Anda akan tersalip pesaing Anda yag datang dari belahan dunia mana pun. Tidak sekadar tetangga yang benar-benar Anda kenal.


Jaringan internet

Kehadiran internet sebagai wahana komunikasi -baik untuk berbagai kepentingan sosial, pendidikan, bisnis, militer, pemerintahan yang dilakukan lembaga/institusi maupun perorangan- telah nyata memberikan kemudahan. Internet telah mengefisiensikan pekerjaan. Kapan pun dan di mana pun seseorang berada, dapat dengan mudah terhubungkan oleh internet -sepanjang orang tersebut terhubung dengan dengan internet tentunya. Jaringan internet ini semula dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan sekutunya guna memelihara jaringan komunikasi militer dan intelejen mereka.

Di tahun 60-an ketika Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet masih kuat, Pemerintah AS membangun sebuah jaringan komunikasi yang terdiri dari ribuan komputer raksasa yang ditempatkan di bebagai belahan dunia. Hal ini guna menangkal akibat serangan nuklir (yang dikirakan terjadi) yang dapat melumpuhkan jaringan komunikasi militer dan intelejen. Dengan adanya jaringan komunikasi ini, meski satu lokasi diserang nuklir, komunikasi masih tetap terjaga. Sebab, jaringan komputer lain yang berada di lokasi lain yang tersisa masih dapat berfungsi.

Lambat laun, kalangan di luar militer dan intelejen -terutama para ilmuwan dan akademisi-  melihat manfaat jaringan komunikasi militer dan intelejen AS tersebut apabila digunakan untuk kepentingan pendidikan dan sosial. Maka, kemudian Pemerintah AS pun membuka koneksi jaringan komputer militer dan intelejen ini untuk kepentingan non-militer terutama pendidikan dan pemerintahan sipil. Pada akhirnya, kalangan bisnis pun melihat potensi jaringan komputer maha luas ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi bisnis. Maka sejak tahun tengah 1980-an, internet pun sepenuhnya digunakan sebagai wahana komunikasi non-militer terutama sosial, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis.

Seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang makin mudah digunakan siapa pun, ringan dan murah, perkembangan pengguna internet ini pun  makin mendunia. Dan, komunitas pengguna internet ini pun semakin beruntung karena adanya penemuan seorang sarjana Swedia. Sebab, dialah yang  yang menemukan teknologi guna menemukan lokasi alamat seseorang ataupun institusi yang terdaftar di internet. Yakni adanya penemuan www. (world wide web). Dengan adanya panduan tersebut, alamat lokasi di internet dengan mudah terdaftar dan ditemukan.

Pendek kata, revolusi yang terjadi akibat kehadiran internet ini telah mengubah wajah dunia kita hari ini. Thomas L. Friedman, penulis buku "The World is Flat" mengatakan, "dunia ini rata akibat kehadiran internet. Revolusi akibat internet memberikan wajah berbeda bagi dunia yang kita huni dewasa ini."

Tentu saja kata rata tersebut sebuah metafora. Dunia ini masih tetap bundar kok bak bila basket. Yang dimaksud Pak Friedman ini, internet telah mengubah dunia menjadi tanpa tapal batas geografis. Manusia di belahan bumi mana pun dapat terhubung secara seketika (real time) dengan manusia lain yang berada di belahan bumi lainnya. Dunia menjadi rata, tanpa ada sekat. Tentu saja fenomena ini mengubah sikap dan perilaku manusia. Bahkan kehadiran internet telah mampu merubah sikap budaya manusia sejagat. Globalisasi menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Sebagaimana dalam puisi berikut:



Like Abel and Cain

- a poem by Avian Dewanto

What is your shampoo?
What is your gums?
What is your snacks?
What is your clothes?
What is your gadgets?
What is your movie?
What is your wives?
Is it come from your neighbor’s tv?
Like Abel and Cain?

Namun, meski "shampoo, permen, keripik, pakaian, peralatan, tontonan, bahkan istri" yang kita lihat sehari-hari secara budaya telah mengikuti selera global, tidak berarti perilaku manusia ikut berubah. Karena itu, kemampuan mengetahui perbedaan budaya dalam berbisnis internet menjadi mutlak diperlukan.

Meski telah hidup dalam gaya global, toh, selera makan tetap saja sama. Seperti saya ini, kalau belum makan nasi seharian, selalu bilang belum makan. Apalagi kalau belum makan jengkol balado sampai sebulan, rasanya badan menjadi keringat dingin.  Jadi, pengetahuan akan perbedaan budaya ini akan sangat bermanfaat buat Anda yang berbisnis internet.


Katakan saja, pengetahuan perilaku para netter (pengguna internet). Umumnya mereka ini baru leluasa berkelana di internet sepulang bekerja sehari-hari. Bahkan kalau dia sudah berkeluarga dan punya anak kecil, baru dapat berselancar di dunia maya setelah semua penghuni rumah terlelap. Itu artinya malam hari.

Coba Anda bayangkan, dia membuka situs yang kebetulan milik Anda. Sementara itu, untuk memikat pengunjung situs, Anda telah sisipkan musik menghentak-hentak. Nah, saya yakin pengunjung situs Anda ini kontan terkaget-kaget dan keluar dari situs Anda. Sebab, suara musik yang Anda pasang di situs Anda, menurut dia, dapat membangunkan seisi rumah yang sudah terlelap. Maka Anda pun kehilangan seorang calon pembeli gara-gara memuat lagu di situs Anda tersebut. Hal seperti itu perlu mendapat perhatian para pebisnis internet.


Berbisns di internet pun bukan tanpa resiko. Sebab, meski budaya telah menjadi global, tetap saja, mereka yang tak takut akan Allah berperilaku seperti sedia kala. Sedang mereka yang takut terhadap Allah pun tak banyak bertambah -kalau tak mau dikatakan semakin berkurang. Dunia ini, meski nyata telah terjadi globalisasi dengan kehadiran internet, tetap saja dihuni oleh dua kelompok tersebut: Mereka yang takut akan Allah (fear of God) dan mereka yang tak takut akan Allah (no fear of God) -terlepas dari apa pun kepercayaan mereka kepada Tuhan bahkan jika di antara mereka yang tak percaya kepada Allah, tetap saja manusia terkelompok besar seperti itu.

Tidak berarti kehadiran internet peristiwa Abil dan Kain tak lagi pernah terjadi. Ingatkah Anda akan pembunuhan manusia yang pertama kali terjadi di muka bumi ini? Apa penyebabnya? Rakus? Karena rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri? Hari ini pun masih saja terjadi. Apakah kemudian manusia juga tak tahu soal umat Nabi Luth? Bohong besar kalau mereka tak pernah tahu kisah mengerikan itu. Yakni ketika Allah menyiramkan virus mematikan kepada seluruh kaum yang semasa dengan Nabi Luth -termasuk istri dan anak Nabi Luth. Tahukan mereka itu ratusan tahun lamanya banyak orang menderita akibat terserang virus siphilis (gonorrhea)? Kita dengan mudah melupakan peritiwa ratusan tahun lamanya umat manusia menderita sebelum vaksin penicilin ditemukan. Sebagaimana tergambar dalam puisi ini:

Annus Mirabilis

-a poem by Philip Larkin

Sexual intercourse began
In nineteen sixty-three
(which was rather late for me) -
Between the end of the Chatterley's ban
And the Beatles’ first LP.

Up till then there’d only been
A sort of bargaining,
A wrangle for a ring,
A shame that started at sizteen
And spread to everything.

Then all at once the quarrel sank:
Everyone felt the same,
And every life became
A brilliant breaking of the bank,
A quite unlosable game.

So life was never better than
In nineteen sixty three
(Though just to late for me) -
Between the end of the Chatterley's ban
And the Beatles’ first LP.

Berapa lama lagikah umat manusia dewasa ini menderita di bawah ancaman penyebaran virus HIV sebelum vaksin antivirus HIV ditemukan? Ingat penderitaan tersebut tidak hanya ditanggung oleh penderita yang bersangkutan. Mereka yang tak punya kaitan apa pun dengan dosa yang dilakukan sebagaimana kaum Nabi Luth pun dapat terkena getahnya. Termasuk bayi yang baru lahir sekali pun.

Apa tidak lebih baik kita berpikir ulang untuk sebaiknya "takut akan Allah" ketimbang menjadi seseorang "tak takut akan Allah." Sebab, perilaku menyimpang Anda itu tidak hanya merugikan Anda seorang mapun keluarga Anda. Tapi, perilaku menyimpang itu bisa berakibat pula kepada mereka yang tak terkait dan berbuat seperti Anda bahkan seorang bayi yang baru lahir sekali pun. Sebagaimana tergambar dalam puisi berikut:


This Be The Verse

- a poem by Philip Larkin

They fuck you up, your mum and dad.
They may not mean to, but they do.
They fill you with the faults they had
And add some extra, just for you.

But they were fucked up in their turn
By fools in old-style hats and coats,
Who half the time were soppy-stern
And half at one another’s throats.

Man hands on misery to man.
In deepens like a coastal shelf.
Get out as early as you can,
And don’t have any kids yourself.

Nah, jaringan internet ini pun tak pelak membawa ekses negatif. Terutama perihal menontonkan syahwat. Banyak orang yang menyalahgunakan teknologi internet termasuk mereka yang menyebarkan material pornografi. Dan tak sedikit pula yang menjadikan internet sebagai wahana memangsa bagi kepuasan seksual.

Namun, sekali lagi tujuan kita berbisnis di internet itu untuk ekspansi bisnis dan pemasaran. Bukan menjadi pemangsa (predator) seksual apalagi terhadap anak di bawah umur. Meski kabarnya situs esek-esek ini lebih populer, Anda toh tak berniat ikut terjun di dalamnya. Kecuali Anda memang berniat menjual diri Anda, suami/istri Anda, bahkan anak-anak Anda.



Ekspansi bisnis di internet

Internet itu hanyalah wahana. Tak lebih dari itu. Benar karena internet berbeda dengan wahana penyampai pesan lainnya -antara lain, town crier, radio, media cetak, televisi, dan film- maka berbisnis di internet pun -baik sebagai netpreuner dan intenet marketer- tentu berbeda. Tiap medium (alat perantara penyampai pesan) memiliki karakter unik yang berbeda satu sama lain. Dan, hal itu memerlukan perbedaan perlakuan pula. Karena itu, pebisnis ataupun pemasar yang menggunakan internet perlu mengetahui dengan cermat kiat berbisnis di internet. Berdasarkan karakter internet sebagai wahana penyampai pesan.

Jadi, niat menggunakan internet sebagai wahana ekspansi bisnis dan pemasaran itu disebabkan keinginan meluaskan pasar. Ingat internet itu akan membawa pesan bisnis dan pemasaran Anda sampai ke belahan dunia mana pun. Tidak hanya pada skala lokal atau domestik. Tapi, bisnis Anda akan dibawa internet sampai mendunia, global.

Boleh saja untuk pertama kali Anda menetapkan perluasan bisnis dan pemasaran di internet hanya sebatas skala domestik (dalam negeri) ataupun regional (beberapa negara tetangga). Namun, apa pun yang akan Anda lakukan, semua bersandarkan kepada niat meluaskan pasar. Jadi, meskipun Anda akan sepenuhnya berbisnis di internet, sebaiknya Anda telah terlebih dahulu menjalankan bisnis tersebut dalam dunia nyata. Baru kemudian Anda luaskan bisnis dan pemasarannya di dunia maya menggunakan sarana internet.


Sekali lagi wahana internet itu bukan segala-galanya. Tapi, memang potensi pasar yang terdapat di internet sungguh menggiurkan buat para pebisnis. Bayangkan, untuk skala Indonesia saja akan ada sekitar 150 juta orang pengguna internet pada 2015, begitu laporan Departemen Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia baru-baru ini.

Andaikata 10% dari angka tadi itu pebisnis internet, Anda tentunya tinggal mencari tahu apa saja kebutuhan mereka itu. Bilamana pebisnis internet tersebut membelanjakan uangnya rata-rata Rp 1 juta per bulan, tentu Anda sudah mendapat gambaran skala bisnis di internet. Tapi, itu tentunya semua perlu kerja keras untuk sukses. Jangan Anda tertipu oleh kalimat "hanya dengan membeli e-Book, Anda kontan dapat kaya raya." Bohong itu.

Selamat berbisnis internet. 
Share on Google Plus

About Portal Ulayat

Ulayat Adalah Organisasi Non Pemerintah yang didirikan pada tanggal 26 januari 2000 di Bengkulu. Aktivitas utama Ulayat meliputi pelayanan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, melakukan pemantauan kasus-kasus kehutanan dan perkebunan, melakukan inventarisasi model-model pengelolaan sumberdaya alam berbasis rakyat dan advokasi kebijakan lingkungan di Indonesia.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Posting Komentar