Yayasan Ulayat Bengkulu

Penjaga Kebun Tewas Diinjak 16 Gajah

Jumat, 4 Juni 2010 | 04:52 WIB

Pekanbaru, Kompas - Konflik antara gajah dan manusia di Kecamatan Mandau dan Pinggir Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, kembali memakan korban jiwa. Sekawanan gajah yang diperkirakan berjumlah 16 ekor menginjak-injak tubuh Suwanto (30) sampai tewas tatkala ia mengusir hewan itu dari kebun yang dijaganya di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Rabu (2/6) petang.

Sutiman, warga Desa Petani, yang dihubungi, Kamis (3/6), menuturkan, pada Rabu sekitar pukul 15.30 sekawanan gajah terlihat memasuki areal Bekasap 09 di Kilometer 9, Jalan Rangau, tidak jauh dari sumur minyak PT Chevron. Kawanan hewan itu sebenarnya sudah ada di sekitar lokasi sepekan lalu. Di areal tersebut banyak kebun kelapa sawit masyarakat.

Seperti biasa, puluhan warga, terutama laki-laki dewasa, segera mengusir gajah dengan membuat suara gaduh lewat bunyi meriam karbit serta suara keras lain. Pada saat itu sebagian gajah terlihat menjauh. Namun, beberapa gajah yang bertubuh besar justru menyerang balik.

”Karena dikejar, kami berbalik lari dan berpencar menyelamatkan diri. Ketika akhirnya berkumpul, kami mencari siapa yang belum kelihatan. Kami tidak melihat Suwanto dan mencoba menghubungi telepon genggamnya. Suara nada panggil ada, tetapi tidak diangkat,” kata Sutiman.

Sekitar pukul 18.00 mereka kembali ke lokasi dan terus memanggil lewat telepon genggam. Dering telepon Suwanto terdengar di semak-semak. Tidak jauh dari situ tampak tubuh Suwanto sudah meninggal dunia dengan tubuh remuk.

Kepala Desa Petani Rianto menyatakan prihatin atas musibah itu. Menurut dia, konflik antara gajah dan manusia di daerahnya sudah memakan banyak korban. Selain korban jiwa, kerugian materi sudah banyak karena kawanan gajah memasuki perkampungan dua sampai empat kali setahun.

”Kami sudah meminta kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk memindahkan kawanan gajah, tetapi tidak ada realisasinya,” ujar Rianto.

Menurut dia, BBKSDA datang ke desa konflik, tetapi hanya melihat tempat kejadian dan mencatat peristiwa. (SAH)
Share on Google Plus

About Loenbun

Ulayat Adalah Organisasi Non Pemerintah yang didirikan pada tanggal 26 januari 2000 di Bengkulu. Aktivitas utama Ulayat meliputi pelayanan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, melakukan pemantauan kasus-kasus kehutanan dan perkebunan, melakukan inventarisasi model-model pengelolaan sumberdaya alam berbasis rakyat dan advokasi kebijakan lingkungan di Indonesia.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Posting Komentar