BENGKULU- Terus menurunnya kualitas air yang dikelola PDAM Bengkulu meresahkan pelangganya, terutama di Kota Bengkulu. Apalagi hasil investigasi Wahana Lingkungan Hidup ( Walhi ) Bengkulu tak lama ini menyebutkan air sungai bengkulu yang menjadi sumber baku PDAM Bengkulu telah dicemari limbah pertambangan batu bara dan pengolahan sawit disekitar hulu Sungai Air Bengkulu.
Kondisi demikian diperkirakan akan semakin memburuk, akan semakin mempersulit PDAM untuk meningkatkan kualitas air yang sudah terkontaminasi limbah batu bara tersebut. Direktur Walhi Bengkulu, Zenzi kepada RB mengatakan, berdasarkan penelusurannya tingkat kekeruhan Air Sungai Bengkulu yang menjadi sumber mata air PDAM sangat tinggi.
Tingkat kekeruhannya mencapai 5000 MPU. Tingkat kekeruhannya tersebut disinyalir akibat pertambangan batu bara dan kegiatan perkebunan kelapa sawit di hulu sungai Air Bengkulu. “Apabila dulu tingkat keruhan Sungai Air Bengkulu hanya mencapai 500 MPU maka dengan perkembangan nya pertambangan batu bara dan sawit di hulu sungai tingkat keruhannya mencapai 5000 MPU,” jelas Zenzi.
Dengan tingkat kekeruhan Sungai air Bengkulu yang sangat tinggi ini, maka PDAM Bengkulu tidak mungkin mampu menjernihkan atau meningkatkan kualitas air yang didistribusikan PDAM. Untuk itu salah satu pemecahan masalah kekeruhan air PDAM, yakni dengan menghentikan pertambangan di Hulu Sungai Air Bengkulu.
Zenzi selanjutnya mengatakan dengan tingkat kekeruhan yang sangat tinggi tersebut, tentu butuh zat kimia yang cukup banyak untuk menjernihkan air yang sudah terkontaminasi oleh limbah. Dikhawatirkan apabila upaya peningkatan kualitas air PDAM secara terus menerus dengan zat kimia yang tinggi pula maka dapat merusak kesehatan konsumen PDAM serta masyarakat di sekitar sungai air Bengkulu.
“Tidak mungkin kita mengorbankan PDAM untuk berhenti beroperasi lantaran air sungai Bengkulu tercemar. Yang bisa dilakukan dengan cara menghentikan operasi pertambangan.” Tukas Zenzi. Dikonfirmasi Kasubag Laboratorium PDAM Bengkulu, Hasan Basri membenarkan kalau tingkat kekeruhan air sungai Bengkulu untuk memenuhi kebutuhan 40 persen konsumen PDAM sangat tinggi , 5000 MPU. Ia berharap pertambangan batu bara dapat melakukan instalasi secara standarisasi. Sehingga tidak mencemari sungai.
“Saya tidak menyalahi siapapun. Yang jelas saat ini air sungai Bengkulu yang menjadi sumber baku air PDAM yang di alirkan ke 40 persen pelanggan di kota Bengkulu sudah sangat tinggi. Yakni 5000 MPU tingkat kekeruhan air tersebut sangat jauh berbeda dengan dulu, yang hanya 500 MPU,” tandas Hasan.
Selanjutnya Hasan Basri mengatakan , karena tingkat kekeruhan air sungai Bengkulu sangat tinggi, maka PDAM Bengkulu kesulitan untuk meningkatkan kualitas kembali. Untuk itu ia menjelaskan terkadang air PDAM yang sampai pada masyarakat masih keruh.
“Terkadang masyarakat mengeluhkan karena air mati. Sebenarnya satu waktu kita memang sengaja menghentikan pendistribusian air karena air sangat keruh dan sulit untuk dijernihkan. Selain itu untuk meningkatkan kualitas air dengan tingkat kekeruhan yang sangat tinggi tentu membutuhkan biaya yang sangat besar, “ tutup Hasan. By: Rakyat Bengkulu
Sementara dihari yang sama Zenzi Direktur Walhi Bengkulu di Radar Bengkulu juga menyampaikan :
Sementara dihari yang sama Zenzi Direktur Walhi Bengkulu di Radar Bengkulu juga menyampaikan :
Rabu, 4 Mei 2011 Radar Bengkulu
Pencemaran Sungai Sudah di lapor ke Polri dan Menteri
Air PDAM Rentan ganggu Kesehatan masyarakat Bengkulu: Walhi Bengkulu mengaku telah melaporkan masalah pencemaran sungai Bangkahulu oleh aktivitas pertambangan batu bara dan pabrik CPO dan karet, ke mabes polri dan pemerintah pusat. Itu di ungkapkan Direktur Walhi Bengkulu Zenzi Aikido kepada Radar Bengkulu,selasa (3/5).
“Untuk menindaklanjutinya, kami sudah menjadwalkan akan kembali melaporkan perkembangan terhadap permasalahan ini kepada POLRI, Menteri ESDM, Menteri Kehutanan dan Menteri Lingkungan Hidup dalam minggu ini juga,” kata Zenzi di temui di kantor Walhi Bengkulu.
Zenzi melanjutkan, berdasarkan informasi dari petugas PDAM, di ketahui bahwa kondisi Air sungai Bangkahulu sudah sangat memprihatinkan. Karena maksimal batas ambang pengelolaan PDAM 100, sedangkan tingkat pencemaran air sudah lebih dari 1.000 “berdasarkan data tersebut, maka bisa disimpukan Air sungai Bangkahulu sangat tidak layak untuk konsumsi,” kata Zenzi.
Untuk menetralisir air, lanjut Zenzi, PDAM menggunakan tawas yang berfungsi mengendapkan material, kaporit untuk menjernihkan air dan soda A untuk menormalkan PH air. Dikarenakan air sudah tercemar, penggunaan tiap bahan tersebut berjumlah banyak. Sehingga, air yang didistribusi kepada pelangganpun sangat rentan menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satunya, penyakit ginjal. “ tentu nya tidak aman untuk kesehatan pelanggan PDAM, “ kata Zenzi.
Zenzi menambahkan, karena tinggi nya tingkat pencemaran tersebut Walhi akan melakukan pertemuan dengan masyarakat korban langsung, masyarakat pengguna air PDAM dan masyarakat yang menjadi korban secara ekologis akibat aktivitas pertambangan dan pabrik CPO lainnya.
“Kalau tidak ada halangan ,besok ( hari ini ), kami akan bertemu dengan masyarakat yang menjadi korban di Desa Rindu Hati. Selain itu, kami juga membuka kotak aduan masyarakat. Jika banyak masyarakat yang mengadukan keluhan karena air tercemar, bisa saja nanti class action akan dilakukan. “ kata Zenzi.
0 comments :
Posting Komentar