Yayasan Ulayat Bengkulu

Penggilingan Padi Bertenaga Air

Bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah, sudah menjadi pengetahuan yang lazim bahwa beras digiling dengan mesin penggiling, namun siapa sangka, dibalik semangatnya gengsi modernisasi, ternyata masih ada yang tetap bertahan menggunakan alat penggiling padi bertenaga kincir air.

Dalam sekali penggilingan / alat tradisional ini mampu menampung 4 – 8 kaleng padi. Walau dilihat dari kualitas waktu memang agak lama, namun selain efektif menghemat biaya hasil penggilingan dengan alat inipun jauh lebih memuaskan dan aroma berasnyapun masih tetap terjaga.

Namun dari 2 alat yang berhasil ditemui Bengkulu Tv, hanya tersisa 1 yang beroperasi, yaitu di Desa Genting Dabuk, Kec. Pematang Tiga, Kab. Bengkulu Tengah.

Salah satu pemilik alat tersebut adalah, Zainal arifin, pria berumur 67 tahun . Zainal menuturkan, usai tahun 2009, alat ini praktis berhenti beroperasi. Berhentinya alat in bukan tanpa sebabini dikarenakan sudah tidak ada lagi masyarakat yang memiliki lahan atau sawah untuk menanam padi kebanyakan masyarakat di desanya telah beralih profesi menjadi buruh pabrik ataupun buruh serabutan.

Padahal dulunya setiap warga pasti memiliki lahan sendiri yang dipergunakan untuk bercocok tanam padi namun setelah perusahaan mengambil seluruh lahan milik warga ditambah lagi debit air yang kian berkurang membuat alat penggiling padi miliknya berhenti beroperasi.

Benny Ritonga , Bengkulu Tv
Share on Google Plus

About Ulayat Blog

Ulayat Adalah Organisasi Non Pemerintah yang didirikan pada tanggal 26 januari 2000 di Bengkulu. Aktivitas utama Ulayat meliputi pelayanan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, melakukan pemantauan kasus-kasus kehutanan dan perkebunan, melakukan inventarisasi model-model pengelolaan sumberdaya alam berbasis rakyat dan advokasi kebijakan lingkungan di Indonesia.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 comments :

  1. Kok masih ada ya.../ tehnologi nenek moyang....q pikir sudah habis tertindas globalisasi,semoga saja ini bisa di lestarikan kembali,karna sangat ramah lingkungan.

    BalasHapus
  2. masih ada juga ya alat seperti ini

    BalasHapus